Cirebon dikenal dengan nama Kota Udang dan Kota Wali. Selain itu kota Cirebon disebut juga sebagai Caruban Nagari (penanda gunung ceremai) dan Grage (Negeri Gede dalam bahasa jawa cirebon berarti kerajaan yang luas). Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa; bahasa Sunda dan Jawa. Nama Cirebon berasal dari kata "Caruban",
dalam Bahasa sunda yang berarti campuran (karena budaya Cirebon
merupakan campuran dari budaya Sunda, Jawa, Tionghoa, dan unsur-unsur
budaya Arab) atau bisa juga berasal dari kata "Ci" yang artinya air atau sungai dan "Rebon" yang artinya udang dalam Bahasa Sunda (karena udang merupakan salah satu hasil perikanan Kota Cirebon).
Sebagai
salah satu tujuan wisata di Jawa Barat, Kota Cirebon menawarkan banyak
pesona mulai dari wisata sejarah tentang kejayaan kerajaan Islam, kisah
para wali, Komplek Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung sekitar 15
km ke arah barat pusat kota, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid At
Taqwa, kelenteng kuno, dan bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda.
Kota ini juga menyediakan bermacam kuliner khas Cirebon, dan terdapat
sentra kerajinan rotan serta batik.
Situs Sunan Gunung jati |
Cirebon
mempunyai 4 keraton sekaligus di dalam kota, yakni Keraton Kasepuhan,
Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Keraton Keprabon. Semuanya
memiliki arsitektur gabungan dari elemen kebudayaan Islam, Cina, dan
Belanda. Ciri khas bangunan keraton selalu menghadap ke utara dan ada
sebuah masjid didekatnya. Setiap keraton mempunyai alun-alun sebagai
tempat berkumpul, pasar dan patung macan di taman atau halaman depan
sebagai perlambang dari Prabu Siliwangi, tokoh sentral terbentuknya
kerajaan Cirebon. Ciri lain adalah piring porselen asli Tiongkok yang
jadi penghias dinding. Beberapa piring konon diperoleh dari Eropa saat
Cirebon jadi pelabuhan pusat perdagangan Pulau Jawa.
Keraton Kasepuhan |
Kota
Cirebon memiliki beberapa kawasan taman di antaranya Taman Air
Sunyaragi dan Taman Ade Irma Suryani. Taman Air Sunyaragi memiliki
teknologi pengaliran air yang canggih pada masanya, air mengalir di
antara teras-teras tempat para putri raja bersolek, halaman rumput hijau
tempat para ksatria berlatih, ditambah menara dan kamar istimewa yang
pintunya terbuat dari tirai air. Sementara beberapa masakan khas kota
ini sebagai bagian dari wisata kuliner antara lain: Sega Jamblang, Sega
lengko, Empal gentong, Docang, Tahu gejrot, Kerupuk Melarat, Mendoan,
Sate beber, Mi koclok, Empal asem, Nasi goreng Cirebon, Ketoprak
Cirebon, Bubur ayam Cirebon, Kerupuk Udang dan sebagainya.
Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Kota Cirebon merupakan
perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas
tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas
masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung dan Sandiwara Cirebonan. Kota ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan dan Batik.
Tari Topeng |
Salah satu ciri khas batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama. Motif Mega Mendung adalah ciptaan Pangeran Cakrabuana
(1452-1479), yang hingga kini masih kerap digunakan. Motif tersebut
didapat dari pengaruh keraton-keraton di Cirebon. Karena pada awalnya,
seni batik Cirebon hanya dikenal di kalangan keraton. Sekarang
di cirebon, batik motif mega mendung telah banyak digunakan berbagai
kalangan. Selain itu terdapat juga motif-motif batik yang disesuaikan
dengan ciri khas penduduk pesisir.
Motif Mega Mendung |
No comments:
Post a Comment